Langsung ke konten utama

Lagi, Kamu Memilih Bungkam

Siang itu aku berdiri menatap langit
Ada kamu duduk menatap jalanan
Aku dan kamu masih diam diantara ramainya orang-orang
Aku dan kamu masih memilih membisu diantara lalu lalang
Aku perlu bertanya
Mengapa kita memilih saling diam? Seperti tak lagi ingin bicara satu sama lain, seperti ada yg tersakiti dan menyakiti
Aku perlu jawaban
Tapi aku tak mampu tuk ucapkan
Kamu masih diam, akupun juga
Kalau memang tak ada apa-apa, aku tau kamu akan banyak bicara padaku
Kalau memang tak ada apa-apa, aku tau kamu akan tersenyum padaku
Kali ini tidak, bahkan sapaan mu hilang
Seperti terbawa angin siang itu
Diam mu seperti cuaca saat itu, panas untuk ku
Pada akhirnya, lagi-lagi kamu memilih pergi
Beranjak meninggalkan aku tanpa meninggalkan kata untuk ku
Pada akhirnya, lagi-lagi aku hanya bisa mengutuk diri
Mengapa tak bicara saja, apa susah nya tuk sekedar mengucapkan "apakabar?"?
Mengapa tak tersenyum saja, apa susahnya menyunggingkan kedua ujung bibir?
Lagi-lagi aku hanya berujung menyalahkan diri sendiri
Kamu pergi lagi, padahal waktu tuk bertemu sudah Tuhan rencanakan. Mengapa aku tak memanfaatkan sebaik mungkin?
Maki saja aku tak apa, dg begitu aku akan mendengar suara mu
Tertawalah sembari menghina ku, dengan begitu aku mengerti apa maksud mu
Kini, aku atau kamu yang sebenarnya memilih menjadi batu?
Diam tak bergeming walau angin tertiup kencang
Berdewaslah, aku ataupun kamu
Kita seharusnya sadar, kalau memang tak bisa bersama tak harus pula berujung saling menyakiti seperti ini
Aku merindukan mu, jauh merindukan mu yang tak bisa diam merangkai kata di depan ku


Komentar